Senin, 08 November 2010

Sejarah Perkembangan Periode Romawi (300SM-365M)

Romawi termasuk ke dalam Masa Klasik (pre Industrial Cities). Bangsa Romawi berasal dari masyarakat Agrikultur-militer. Bangsa/kaum petani pada periode romawi ini suka berperang dan berekspansi ke sekitar Laut Tengah, Eropa Utara dan Barat serta sebagian Asia dan Afrika. Mereka memiliki Kebudayaan yang berawal dari seni Eropa Barat (Yunani) yang diambil secara komprehensif. Selanjutnya, perkembangan Romawi dipengaruhi oleh keadaan geografisnya, karena :

  • Lokasinya strategis di kawasan Laut Tengah yang cocok untuk perdagangan

  • Aman dari serbuan bangsa asing karena terlindung oleh alam. Di sebelah utara adalah Pegunungan Alpen, di sebelah timur adalah Laut Adriatik dan Laut Ionia. Di sebelah selatan adalah Laut Sicilia dan di barat adalah laut Tirenia serta Laut Liguri.
  • Iklim yang nyaman dan tanah yang subur untuk kegiatan pertanian.
  • serta, Roma dibangun di atas tujuh bukit di tepi sungai Tiber, sehingga keadaannya aman dan terlindung. 

Lalu, sistem ketatanegaraannya berubah dari Kerajaan-Republik (50 SM)-Imperium (Kekaisaran).

Pada awal pemerintahan republik ini adanya Forum Caesar, yaitu gedung terbuka publik digunakan untuk tempat bermusyawarah di dalam Kota Roma. 


Gambar Forum Caesar

Kekaisaran Romawi adalah sebuah entitas politik yang pernah berkuasa di Italia saat ini dengan Roma sebagai pusat pemerintahannya. Kekaisaran Romawi mempunyai wilayah kekuasaan yang menyebar dan berkembang secara (ekspansif) di sekitar daratan Spanyol, Armenia, Inggris hingga Mesir. 

    
Gambar Wilayah kekuasaan
Kaisar Romawi ketika itu,  Diocletian mulai mengalami kesulitan-kesulitan yang serus dalam menjalankan pemerintahannya diatas daerah yang sangat luas, kesulitan ini di antaranya :

  • Daerah yang terlalu luas mengakibatkan koordinasi pusat dengan daerah lainnya terhambat, perlu waktu berbulan-bulan agar maklumat atau hukum dari pusat pemerintahan samapai ke daerah terpencil.
  • Daerah yang terlalu luas itu juga mengakibatkan rendahnya pengawasan dan penjagaan dari serangan bangsa lain seperti Goth, Visigoth, Vandal dan Frank.

Diocletian melihat bahwa Kekaisaran Romawi tidak akan bisa bertahan jika dipimpin oleh satu pemerintahan saja, maka ia pun membagi Kekaisaran menjadi dua

pada sekitar daerah timur Italia dan menyebut pemimpinnya dengan sebutan  Augustus, yaitu terdiri dari 
  • Kekaisaran Romawi bagian barat dengan Diocletian sebagai Augustus bagi wilayah barat
  • Kekaisaran Romawi bagian timur dengan  Maximian,  sebagai Augustus wilayah timur. 
Walaupun begitu, kekaisaran Romawi pada saat itu tetap menjadi suatu Kekaisaran tunggal, pemisahan menjadi Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur terjadi pada masa kepemimpinan  Theodisius ia memutuskan memindahkan pusat pemerintahan ke Kota kuno  Byzantium dan merubah namanya menjadi Nova Roma (namun dikemudian hari, kota ini dikenal dengan  Constantinople, kota Constantine).   


Masyarakat Romawi hidup dari sektor pertanian serta perdagangan dan pelayaran. Hubungan dagang dijalani dengan bangsa-bangsa di sekitar Laut Tengah bahkan pada masa Kaisar Octavianus Agustus hubungan dagang meluas sampai ke negeri Cina melalui jalur perdagangan yang disebut “Silk Road” (jalan sutera). Mereka mengekspor keramik, barang-barang dari besi dan perunggu, dan kayu serta minuman sejenis anggur. Sedangkan barang impor antara lain sutera dari Cina, rempah-rempah dari Indonesia, katun dan mutiara dari India, gading, kertas dan binatang buas dari Mesir, permadani, batu permata, garam dan ikan dari Asia Barat.


Bangsa Romawi juga memiliki kemampuan yang tinggi dalam pengolahan logam, penggunaan batu untuk bangunan, tehnik lengkung (Arch) serta teknik pengeringan rawa yang diproses dari Suku Etruska. Dan, kemudian muncul pemukim yang paling awal adalah Suku Liguria kemudian berdatangan Suku Umbria, Latin dan Samnite yang kemungkinan berasal dari Eropa Tengah. Setelah itu, datanglah Suku Etruska dari Asia Kecil lalu orang-orang Kartago danYunani yang mendirikan koloninya di Italia Selatan.  

Jadi, dari penjelasan peradaban Romawi kuno yang meliputi kehidupan masyarakat Romawi, sistem pemerintahan Romawi, dan serta budaya bangsa Romawi. Bangsa Romawi memiliki sifat kekuatan, ketekunan, keuletan, kesetiaan serta melakukan apa yang perlu dikerjakan dengan kedisiplinan. Sikap inilah yang menghantar Romawi menuju kejayaannya. Tetapi keberadaan Romawi tidak bertahan, akhirnya mengalami keruntuhan karena penguasa saling berebut kekuasaan, pembagian daerah kekusaan kekaisaran di Roma, Konstatinopel, dan kota lainnya serta ekspansi ke Afrika Utara yang dianggap penghianatan.


Sabtu, 04 September 2010

Review Artikel “Perkembangan Morfologi Kota Copenhagen, Denmark”

Review Artikel “Perkembangan Morfologi Kota Copenhagen, Denmark”
untuk memenuhi Tugas Morfologi Arsitektur Kota

Perkembangan morfologi arsitektur kota adalah ilmu terapan yang mempelajari tentang sejarah terbentuknya pola arsitektur suatu kota. Dengan melihat sejarah perkembangan arsitektur sejak zaman dahulu hingga saat ini, maka banyak ditemukan teori-teori yang berusaha mengkombinasikan antara konsep perancangan arsitektur. Dalam review ini, akan dibahas perkembangan morfologi Kota Copenhagen, Denmark. Tak ada yang bisa membantah bahwa keinginan pemerintah Denmark menjadikan negaranya sebagai Neutral Carbon Countrypada tahun 2050 bukan sekadar visi. Bahkan gubernur Kota Copenhagen sendiri optimis menjadikan ibu kota negara pertama Copenhagen ini dengan tingkat karbon netral pada tahun 2025. 

Salah satu upaya pemerintah dengan Green building atau bangunan ramah lingkungan. Green Building atau bangunan ramah lingkungan menjadi salah satu bentuk usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Arsitektur, desain bangunan dan pemakaian peralatan listrik hemat energi menjadi salah satu cara untuk mendapatkan kriteria green building. Pemerintah Kota Copenhagen, Denmark bekerja sama dengan sejumlah universitas dan para ahli dari perusahaan arsitek merancang gedung dan rumah yang ramah lingkungan. Mereka menyebutnya sebagai neutral carbon building dan neutral carbon houses. Pada bangunan rumah penduduknya sendiri pemerintah Kota Copenhagen mengeluarkan peraturan melalui kantor Walikota bidang Administrasi Teknis dan Lingkungan melalui siaran pers yang mewajibkan semua atap bangunan bertingkat dengan kemiringan kurang dari 30 derajat, baik baru atau renovasi dengan bantuan kredit dari perbankan, harus ditanami tanaman. 

Kota Copenhagen mengatur empat persyaratan mengenai atap hijau. Bangunan-bangunan dengan atap hijau harus memenuhi minimal dua dari persyaratan berikut : Menyerap 50 - 80% air hujan, Memberikan efek pendinginan dan insulasi bangunan serta mengurangi pantulan sinar matahari, Membantu kota menjadi lebih hijau, mengurangi efek panas di kota, Menyumbang variasi arsitektur estetik dan visual yang memberikan efek positif bagi kualitas hidup, Melipatgandakan umur pakai atap sekaligus berfungsi sebagai pelindung sinar ultra violet. Saat ini sekitar 200.000 m2 atap-atap di Copenhagen merupakan atap datar dan setidaknya 30 bangunan telah menanam rumput di atasnya. 

Pertumbuhan bangunan-bangunan baru dengan atap hijau diperkirakan akan mencapai 5.000 meter per tahunnya. Jika perkiraan angka tersebut benar, maka target tahun 2025 akan menjadi lebih mudah dicapai. Menurut saya, ini merupakan konsep rumah yang aktif, di mana dia bisa bekerja sendiri menyesuaikan  dengan lingkungannya. Kalau panas rumah ini akan menyejukkan, kalau dingin rumah ini akan menghangatkan. Beberapa manfaat konsep ini untuk bangunan dan lingkungannya, yaitu bisa membantu mengurangi stres pada sistem stormwater dan mengurangi suhu perkotaan pada efek panas pulau. Pada saat yang sama pemerintah mengajak masyarakat untuk berperan aktif melakukan perubahan besar dalam kotanya. 

Dengan pengembangan kota kearah green building menjadikan lingkungan asri, nyaman, dan menyehatkan, serta tanaman yang ditanam di setiap rumah mampu melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Tata Ruang yang baik pada Kota Copenhagen ini adalah wujud atau potret nyata suatu wilayah kota ini dan membuat konsep yang dapat ditiru oleh kota-kota lainnya. Kota ini membuat tata ruang yang baik dalam jangka waktu menengah beberapa tahun ke depan, dengan memperhatikan kondisi alam dan daya dukung lingkungannya. Kuncinya, yaitu kerja sama dan dukungan dari berbagai sektor yang ada. Upaya pemerintah Kota Copenhagen ini untuk menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim yang bisa berakibat kerusakan alam di masa mendatang bisa teratasi. 

Dari visi ke implementasi. Perkotaan Copenhagen ini di masa depan adalah perwujudan agar kota-kota ini dapat direncanakan dan dirancang untuk kehidupan dan penghidupan semua warga kotanya, sehingga dapat lebih cepat maju dan sejahtera. Jadi, Kota Copenhagen ini berkembang karena menciptakan suatu model kota yang berbeda, dengan berfikir dan bertindak dengan cara berbeda.                                                                                                             



Gambar-gambar bangunan kotanya : 




 
















Sumber Artikel : http://planethijau.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=58&artid=1309

Artikel “Perkembangan Morfologi Kota Copenhagen, Denmark”

Artikel “Perkembangan Morfologi Kota Copenhagen, Denmark”
untuk memenuhi Tugas Morfologi Arsitektur Kota

Copenhagen Wajibkan Bangunan Baru Tanam Rumput Di Atap
Kamis, 10 Juni 2010 - 04:56:29 Oleh liveonearth



Green building atau bangunan ramah lingkungan menjadi salah satu bentuk usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Arsitektur, desain bangunan dan pemakaian peralatan listrik hemat energi menjadi salah satu cara untuk mendapatkan kriteria green building. Hanya saja di berbagai negara peraturan yang mengatur tentang hal tersebut masih belum bersifat mengikat.
Namun ada satu tempat dimana semua bangunan baru harus membiarkan rerumputan tumbuh di atapnya. Copenhagen, kota yang tahun lalu menjadi tuan rumah COP, melalui kantor Walikota bidang Administrasi Teknis dan Lingkungan mengeluarkan siaran pers yang mewajibkan semua atap bangunan bertingkat dengan kemiringan kurang dari 30 derajat, baik baru atau renovasi dengan bantuan kredit dari perbankan, harus ditanami.

Keluarnya peraturan wajib tersebut bukan tanpa sebab.
Copenhagen sendiri menetapkan target menjadi kota karbon netral pertama di dunia pada tahun 2025. Copenhagen mengatur empat persyaratan mengenai atap hijau. Bangunan-bangunan dengan atap hijau harus memenuhi minimal dua dari persyaratan berikut :
  • Menyerap 50 - 80% air hujan.
  • Memberikan efek pendinginan dan insulasi bangunan serta mengurangi pantulan sinar matahari.
  • Membantu kota menjadi lebih hijau, mengurangi efek panas di kota.
  • Menyumbang variasi arsitektur estetik dan visual yang memberikan efek positif bagi kualitas hidup.
  • Melipatgandakan umur pakai atap sekaligus berfungsi sebagai pelindung sinar ultra violet.
Saat ini sekitar 200.000 m2 atap-atap di Copenhagen merupakan atap datar dan setidaknya 30 bangunan telah menanam rumput di atasnya. Pertumbuhan bangunan-bangunan baru dengan atap hijau diperkirakan akan mencapai 5.000 meter per tahunnya, tergantung pada perkembangan kota tersebut. Jika perkiraan angka tersebut benar, maka target tahun 2025 akan menjadi lebih mudah dicapai.

Teks Lagu dan kunci gitar "Paramore-Ignorance"

Bm
If I'm a bad person, you don't like me

I guess I'll make my own way

Em
It's a circle a mean cycle

G
I can't excite you anymore

Bm
Where's your gavel? Your jury?

What's my offense this time?

Em
You're not a judge but if you're gonna judge me

G
Well, sentence me to another life.

Pre Chorus:

Bm
Don't wanna hear your sad songs

I don't wanna feel your pain

When you swear it's all my fault

Em
'Cause you know we're not the same

G
We're not the same, oh, we're not the same

Bm
we used to stuck together 

We wrote our names in blood

Em
But I guess you can't accept that the change is good

G          Em
It's good, it's good

Chorus:

Bm
You treat me just like another stranger

G
Well it's nice to meet you sir

I guess I'll go

Em
I best be on my way out

Bm
You treat me just like another stranger

G
Well it's nice to meet you sir

I guess I'll go

             Em
I best be on my way out

Bm
Ignorance is your new best friend

Em                         G
Ignorance is your new best friend

Verse 2:

Bm
This is the best thing that could
've happened

Any longer and I wouldn't have made it

Em
It's not a war no, it's not a rapture

G
I'm just a person but you can't take it

Bm
The same tricks that, that once fooled me

They won't get you anywhere

Em
I'm not the same kid from your memory

G
Now I can fend for myself

Pre-Chorus:

Bm
Don't wanna hear your sad songs

I don't wanna feel your pain

When you swear it's all my fault

Em
'Cause you know we're not the same

G
We're not the same, oh, we're not the same

Bm
we used to stuck together 

We wrote our names in blood

Em
But I guess you can't accept that the change is good

G               Em
It's good, it's good

Chorus:

Bm
You treat me just like another stranger

G
Well it's nice to meet you sir

I guess I'll go

Em
I best be on my way out

Bm
You treat me just like another stranger

G
Well it's nice to meet you sir

I guess I'll go

Em
I best be on my way out

Bm
Ignorance is your new best friend

Bm
Ignorance is your new best friend

Em
Ignorance is your new best friend

G
Ignorance is your new best friend

Solo: 

Bm, G, A, Bm, G, A, Em

Chorus:

Bm
You treat me just like another stranger

G
Well it's nice to meet you sir

I guess I'll go

Em
I best be on my way out

Bm
You treat me just like another stranger

G
Well it's nice to meet you sir

I guess I'll go

Em
I best be on my way out

Pulau Sampah Raksasa Siap Jadi Saingan Hawaii

VIVAnews - Sebuah pulau seukuran Pulau Hawaii yang seluruhnya terbuat dari botol plastik suatu saat nanti akan menjadi destinasi wisata paling panas di muka Bumi. Ini adalah bagian dari visi lingkungan yang luar biasa di masa depan. Berdasarkan computer-generated imagery (CGI) atau pencitraan yang dihasilkan komputer, tim ilmuwan Belanda berencana mengumpulkan 44 juta kilogram sampah plastik yang kini terapung di Samudera Pasifik dan mengubahnya menjadi pulau daur ulang. Seperti dimuat laman Daily Telegraph, Kamis 1 Juli 2010, energi terbarukan dari Matahari dan ombak akan dimanfaatkan demi kelangsungan hidup sekitar 500.000 orang penghuninya.

Juru bicara dari proyek ambisius ini mengatakan, pembangunan pulau dari botol bekas ini bukan tanpa tujuan. "
Ada tiga tujuan yang ingin kami raih -- membersihkan lautan dari sampah plastik raksasa, menciptakan sebuah pulau, dan mengkonstruksi sebuah habitat yang terbarukan." "Pulau daur ulang adalah usaha untuk mendaur ulang sampah plastik di lokasi pembuangan dan mengubahnya menjadi sebuah entitas yang mengambang." Sampah yang mengapung itu akan dihimpun dan dijadikan dasar bagi pulau apung seluas 10.000 kilometer persegi. Desainer pulau sampah itu berencana membuat pulau yang dikelilingi jalan air -- seperti Venesia, Italia. Selain ada kompleks kota modern, juga dirancang lahan cukup luas untuk pertanian -- menyediakan makanan dan pekerjaan untuk penduduknya. 

Saat ini, Samudra Pasifik adalah 'tempat sampah' plastik terbesar di dunia. Sampah-sampah itu menjelma menjadi sampah raksasa di tengah laut. Ini sangat berbahaya bagi kehidupan mahluk laut. Burung laut, misalnya Albratos raksasa, menganggap sampah-sampah itu sebagai makanan. Juga ikan, binatang-binatang itu memakan sampah-sampah plastik yang kecil-kecil. "Pulau daur ulang harus dilihat sebagai sebuah kesempatan unik, menciptakan habitat mengapung, sekaligus membersihkan laut dari pencemaran plastik." 'Samudera sampah' telah ditemukan sekitar tahun 1997. Lokasinya berada di tengah-tengah bagian utara Samudera Pasifik. Adalah Kapten Charles Moore, pelaut yang menemukan lokasi sampah raksasa itu.

"Diperkirakan ada sekitar 100 juta ton plastik terjebak di dalam pusaran arus laut (North Pacific Gyre)," kata
Moore, seperti dilansir Washington State University Today, Sabtu 10 April 2010. Setiap kali dirinya berjalan ke atas dek kapal, dia menyempatkan diri melihat garis horizon antara laut dan langit. Pemandangan yang sangat tidak indah didapat. "Saya melihat botol sabun, penyumbat botol atau sisa-sisa sampah plastik dari rambut palsu," kata dia. "Ironis, saya berada di tengah samudera tapi tidak dapat menghindari plastik yang ada di berbagai titik".

www.vivanews.com

Jargon Back to the City

Jargon back to the city (kembali ke kota) kembali digaungkan oleh pengembang apatemen (hunian) yang membangun produknya di tengah kota, terutama Agung Podomoro Group (APG). Konsep back to the city menggema seiring terjadinya pergeseran gaya hidup bagi kaum mapan. Di sejumlah kota besar di Indonesia, terutama Jakarta, kemacetan bukanlah hal yang aneh. Pasalnya, segala aktivitas ekonomi di Tanah Air bisa dikatakan berpusat di kota seluas sekitar 740 km² tersebut. Di sejumlah kota besar di dunia, konsep back to the city sudah cukup lama dikenal. Sama seperti di Jakarta, konsep tersebut sebenarnya untuk mengakomodir masyarakat kelas pekerja dan profesional. Alasannya sederhana, kelas pekerja dan profesional sudah merasa jenuh dengan beban transportasi yang dialaminya ketika harus berangkat dari rumah menuju tempat dia bekerja.

“Konsep tersebut lebih kepada memiliki hunian di tengah kota agar dekat dengan tempat beraktivitas (bekerja). Dengan memiiliki hunian di tengah kota, maka efektifitas dan efisiensi kerja dapat terjaga, dan sekaligus membantu mengurangi beban lalu lintas,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda kepada penulis. Menurut Ali, saat ini kebutuhan masyarakat kelas pekerja dan profesional untuk memiliki hunian di tengah kota besar sangat tinggi. Peluang tersebut yang kemudian ditangkap oleh pengembang sekelas APG dalam penyediaan hunian di tengah kota. Dia menambahkan, konsep
back to the city tidak hanya menjadi sebuah tren pengembangan hunian di tengah kota, namun sudah menjadi kebutuhan. “Ini terlihat dari tingginya permintaan apartemen kelas menengah di tengah kota,” ujar dia.

Ali mengungkapkan, APG sangat jeli ketika melihat fenomena tersebut. APG, kata dia, kemudian dalam membangun apartemen di tengah kota selalu mengusung konsep
inner city apartment. “Inner city apartment seharusnya muncul dari permintaan suatu wilayah yang sudah padat, nilai tinggi, dan pasar sewa yang besar (income base). Penentuan harga jual dan skema pembayaran menjadi pertimbangan selanjutnya untuk menangkap pasar end user,” jelas dia. Secara terpisah, Direktur Pemasaran APG Indra Widjaja Antono berpendapat, dalam lima tahun terakhir terjadi kejenuhan bagi kelas pekerja dan profesional yang tinggal di daerah pinggiran Jakarta. Kejenuhan tersebut bermula dari semrawutnya sistem transportasi yang ada.

“Anda bisa perhatikan, setiap tahunnya untuk mencapai lokasi kerja bukan semakin dekat malah semakin panjang. Panjang di sini bukan berarti jarak tempuh melainkan waktu tempuh yang lama akibat kemacetan lalu lintas,” kata Indra. Indra mengungkapkan, dalam membangun apartemen di tengah kota, APG tidak sekedar memikirkan hal komersial, tapi ada visi moral yang diemban oleh APG. “Jika untuk menuju tempat kerja saja sudah dilanda stres akibat macet, bagaimana dengan tingkat produktivitas kerjanya? Kalau tingkat produktivitas rendah, maka yang rugi bangsa ini juga,” ujar dia.
Pasokan Apartemen
Riset Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) menyebutkan, tahun ini terjadi peningkatan pasokan baru apartemen sebesar 16,35%, atau sebanyak 1.281 unit. Tahun lalu, total pasok apartemen di Jakarta mencapai 9.299 unit, untuk tahun ini diprediksi meningkat menjadi 10.580 unit. Direktur Eksekutif PSPI Panangian Simanungkalt mengatakan, dilihat dari wilayah sebarannya, wilayah Jakarta Selatan berada diperingkat pertama wilayah yang memiliki sebaran apartemen terbanyak, yakni sekitar 51,74%.
Diikuti Jakarta Pusat 31,02%, Jakarta Barat 13,03%, Jakarta Timur 3,05%, dan Jakarta Utara 1,16%. “Untuk pasok memang mengalami peningkatan, namun untuk penyerapannya akan menurun dibandingkan tahun lalu. Penurunannya bisa mencapai 2,21%, atau dengan kata lain jumlah unit yang terserap sekitar 71,02% dari total pasok sebesar 10.580 unit,” ujar Panangian.

Belum lama ini, IPW telah melakukan analisis terhadap perkembangan apartemen menengah di Jakarta yang sebenarnya lebih dibutuhkan ketimbang kelatahan pengembang untuk membangun apartemen atas. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan oleh IPW sebagai bahan acuan untuk menentukan
rating inner city development. Rating inner city development yang dipublikasikan oleh IPW telah menganugerahkan lima proyek inner city terbaik, dimana empat diantaranya merupakan proyek APG. Ke lima apartemen tersebut adalah Garden Mediterania (Grogol, Jakarta Barat), Sudirman Park KH Mas Manyur, Jakarta Pusat), Jakarta Residence (Jalan Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat), Gajah Mada Mediterania (Gajah Mada, Jakarta Barat, dan Taman Rasuna (HR Rasuna Said, Jakarta Selatan).
Dua Lingkaran
Berdasarkan analisis yang dilakukan IPW, terdapat dua bagian lingkaran kota untuk perencanaan inner city development, dimana lingkaran pertama diperuntukan bagi apartemen menengah lebih kurang dengan range harga Rp 300 juta – Rp 600 jutaan, sedangkan di lingkaran kedua yang merupakan area sekunder diperuntukan bagi apartemen menengah bawah atau rumah rusun (rusun) dengan harga Rp 130–300 jutaan, dengan asumsi semua terintegrasi dengan jaringan lalu lintas massal, termasuk busway. Ali Tranghanda mengatakan, pada lingkaran pertama pembangunan apartemen menengah meskipun terkendala harga tanah yang tinggi namun masih dimungkinkan untuk dibangun apartemen menengah dengan strategi subsidi silang proyek komersial atau pemanfaatan tanah-tanah Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D) dengan skema kerja sama yang saling menguntungkan.

Skema yang ada akan memberikan keuntungan bagi pemerintah untuk dapat membangun rumah susun pada lingkaran kedua tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sehingga, lanjut Ali, selain rusun milik maka program rusun sewa dapat terealisasi untuk masyarakat berpenghasilan Rp 1,5 juta - Rp 2,5 jutaan. “Sebagai bagian dari perencanaan kota, pihak Pemprov DKI seharusnya dapat membuat blue print perencanaan proyek-proyek apartemen menengah termasuk rumah susun. Kemudian, lokasi-lokasi yang ada diharapkan dapat terintegrasi dengan jaringan lalu lintas termasuk busway dan adanya kelayakan dari aspek sosial dan ekonomi,” tegas Ali.
Rusun
Konsep
back to the city sebenarnya secara tidak langsung juga ditangkap oleh pemerintah dengan mencanangkan Program 1.000 Menara Rusun. Selain untuk “merumahkan” kaum marginal, program tersebut secara tidak langsung untuk mendekatkan para pekerja ke tempatnya bekerja. IPW mencermati, ada catatan penting yang harus diperhatikan pemerintah ketika menggulirkan program tersebut. Pertama, perlu adanya perencanaan tata ruang bagi rumah susun, ke dua jangan terjadi konsentrasi pembangunan rusun dalam suatu lokasi yang dapat berakibat menurunnya minat masyarakat untuk membeli rusunami, ke tiga pertimbangan citra lokasi rusun jangan sampai berdampak pada penurunan nilai tanah di lingkungan sekitarnya. Ke empat, perlu dipertimbangkan aspek sosial dengan membuat kantong-kantong ekonomi di setiap lokasi rusun menengah bawah termasuk rusunawa untuk dapat memberikan nilai tambah bagi para penghuninya.

“Ke lima adalah, perlu dipertimbangkan skema lain dari pembiayaan rusun saat ini untuk menekan harga jual rumah susun yang saat ini sebesar minimum Rp 144 juta per unit. Ini akan sangat terkait dengan minat masyarakat menengah untuk mau membeli rusun tanpa persepsi kumuh,” jelas Ali Tranghanda. 
Nah, ketika konsep back to the city kembali menggema, pertanyaan terbesarnya adalah, bagaimana wajah Ibu Kota 10 tahun mendatang? Kita lihat saja.